19 November 2018

Ketapang, Si Payung Hidup

Tajuk besar Ketapang ibarat payung yang bisa terus tumbuh

Tanaman dengan nama latin Terminalia catappa ini menjadi salah satu favorit untuk kegiatan penghijauan. Tajuknya yang lebar dan daun-daunnya yang besar, seolah-olah menjadi payung untuk berlindung dari teriknya matahari. 




Foto di atas diambil di Pelabuhan Tasikagung Rembang. Kalau yang ini jelas di titik 0 mdpl. Ketahanannya dari cuaca panas gak usah diragukan lagi. Batang utamanya yang tidak begitu besar tapi cabang-cabangnya seperti tangan yang dibentangkan. Subhanallah. Allahu akbar. 

05 November 2018

Jajanan Tradisional Kesukaanku part 1

Grontol, cemilan mengenyangkan dari jagung

Kalau belanja di bakul sayur atau di pasar Rembang, ini nih salah satu cemilan yang sering kucari

Grontol, yaitu pipilan jagung rebus yang ditaburi kelapa parut dengan sedikit garam.

Di daerah lain mungkin ada yang memiliki jajanan serupa, tapi dengan nama berbeda. Ada juga yang menggunakan toping tambahan dari gula merah cair, atau disebut juga kinca.

Ayo dicoba !!! Siapa lagi yang akan melestarikan jajanan tradisional kalau bukan kita. Dibeli dibeli dibeli. Monggo dicicipi grontol di pasar Rembang.

- Selamatkan jajanan tradisional agar  tetap eksis -

25 Oktober 2018

Glodogan, Tangguh Bertahan dari Kekeringan

Melihat ketegaran glodogan di lingkungan minim air

Kenapa aku memilih tanaman ini untuk dibahas? Pertama, dia gampang tumbuh di tanah yang kondisinya kurang air. Dia bisa tumbuh sendiri tanpa perhatian khusus, mirip tanaman kersen. Kedua, entah lewat biji yang tidak sengaja dibawa binatang atau sebab lain, dia bisa tumbuh sendiri tanpa ada yang sengaja menanam. Ketiga, kemampuan adaptifnya yang bagus itu menjadikannya cocok untuk menghijaukan lahan di area publik. Lokasi penanamannya bisa di pinggir jalan, taman kota, pinggir lapangan olah raga, atau bahkan di area pemakaman umum.







Tanaman dengan nama latin Polyalthia longifolia bisa jadi alternatif pilihan. Tanaman ini dapat menambah suplai oksigen, mengurangi terjadinya limpasan air saat hujan, tempat berteduh dari terik matahari dan tempat tinggal sebagian hewan. Burung-burung suka bertengger bahkan membuat sarang disana. Mungkin juga ada serangga-serangga yang menjadikannya tempat tinggal. 

Mungkin ada yang memanfaatkannya menjadi obat. Tapi nggak aku bahas, ya. Aku cuma fokus tentang kemampuannya bertahan hidup di kondisi yang kurang bersahabat. 

Semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi.





23 Oktober 2018

Cemara Laut , Penebar Kesejukan di Pesisir Pantai

Memindahkan Pesona Karang Jahe Beach (KJB) Rembang di halaman rumah

Kesejukan yang dirasakan ketika jalan-jalan di KJB, memberi kesan mendalam pada aku dan suami. Hamparan cemara laut dari timur hingga barat menjadi pesona tersendiri. Setelah lelah bermain air, kita bisa melepas lelah di bawah pohon. Rimbunnya pepohonan bisa mengurangi teriknya sinar matahari.






Keinginan untuk menanam cemara ini terinspirasi dari  cemara laut di KJB. Alhamdulillah, di toko tanaman hias sudah ada bibit tanamannya. Aku beli bibit yang tingginya sekitar 80 cm dan batangnya hanya setebal jari kelingkingku. Waktu itu beli bibitnya sebanyak 6 buah, sebagai antisipasi kalau ada yang mati.




Cemara ini termasuk tanaman yang 'bandel'. Dia mampu bertahan hidup walaupun jarang disirami. Ketika berumur 2 tahunan, tingginya melebihi atap rumah. Kemungkinan tingginya bisa lebih dari 5 meter, karena tinggi tembok rumah sendiri sudah mencapai 4 meter. Sebenarnya semua bibit cemara yang ditanam hidup semua, namun terpaksa salah satunya ditebang. Hal ini dilakukan agar tanaman yang lain juga bisa berkembang dan mengurangi dahan yang dekat kabel listrik.






Tanaman di halamanku ini bisa diibaratkan seperti oase di padang pasir. Di sekeliling rumah masih banyak tanah kosong. Halaman yang dimiliki tetangga juga tidak sehijau rumahku (...sombongnye...kwak3).  Rata-rata tanahnya hanya disisakan sedikit untuk halaman, atau malah ditutup semen semua. Lingkungan sekitarku dikelilingi komplek perumahan dan tanah kaplingan. Sebagian lahan ada yang masih merupakan sawah, walaupun tidak digarap sepanjang tahun. Ketersediaan air merupakan masalah yang sangat penting bagi kelangsungan kegiatan pertanian maupun rumah tangga.

Tanah di lingkungan rumahku termasuk kategori tanah liat. Ketika hujan menjadi lengket dan licin, ketika kemarau menjadi kering dan keras. Penguapan kandungan air yang tinggi menyebabkan tanah seperti merekah, dan memunculkan rongga-rongga pada permukaan tanah.

Kalau mencermati pengalaman, cemara laut ini bisa ditanam di dataran rendah. Dia bisa hidup di tanah berpasir seperti di pinggir pantai, juga bisa hidup di tanah berlempung.

Cemara laut memiliki nama latin Casuarina equisetifora , dengan genus casuarina (hasil browsing di 'mbah google'). Sempat bingung dengan nama latin cemara udang, karena mirip sekali. Hanya saja nama latin cemara udang ada tambahan satu kata di belakang equisetifora.



Sampai dengan saat ini, umur cemara lautku sudah hampir 3,5 tahun. Pohonnya sudah pernah berbuah, dan sekarang berbuah lagi. Buah yang begitu lebat menimbulkan inspirasi untuk memperbanyak tanaman dengan biji. Sayangnya koq belum berhasil.


Aku pernah dapat pertanyaan tentang alasan mengapa koq malah menanam cemara, bukan tanaman buah yang umum di lingkungan kami. Jawabanku adalah memang sengaja menanam pohon yang jarang dimiliki orang lain. Kalau bisa malah tanaman langka. Sementara ini aku punya tanaman sawo kecik. Buahnya memiliki rasa mirip sawo manila, tapi lebih tipis. Buahnya kecil, tapi bijinya besar berwarna coklat muda. Untuk di Rembang sendiri, sudah agak banyak yang menanam. Walaupun untuk buahnya sendiri jarang di jual di pasar.

Bagi yang masih memiliki lahan di halaman rumahnya, jangan ragu untuk menanam cemara laut. Dijamin suasana rumah jadi berbeda. Udara sekitar jadi lebih sejuk, tampilannya juga cakep, pemeliharaannya juga mudah, dan ada bonus yaitu burung-burung kecil yang bertengger di pohon. Setiap hari terdengar kicauan burung, tanpa harus memeliharanya di sangkar.

Ayo, mari kita hijaukan bumi dimulai dari halaman rumah!!!

- "Save the earth for better life" -


15 Oktober 2018

Karang Jahe Beach (KJB) Desa Punjulharjo Rembang, zaman baheula

Tempat liburan favorit keluargaku




Sebelum Karang Jahe Beach berkembang pesat menjadi salah satu destinasi wisata yang hit di Rembang, aku sudah sering main kesana.





Hamparan pohon cemara laut terbentang dari ujung timur hingga barat. Kerindangan pepohonan,  pantai yang luas,  ombak pantai yang landai, serta lokasi yang jauh dari sumber pencemar,  menjadi daya tarik untuk liburan di sini.

Waktu itu cuma ada tempat parkir seadanya,  beberapa warung sederhana, dan sarana menikmati pemandangan dengan bahan dari bambu.

Jalan desa dari jalan raya pantura sampai lokasi masih belum diaspal. Jalan yang melewati tambak-tambak milik warga desa juga masih sempit.

Pengunjung yang datang hanya diminta membayar uang parkir. Liburan yang murah meriah ini membuat keluargaku sering kesana.  Tujuan yang lain selain liburan, juga untuk melatih anak agar tidak takut masuk ke air.

Pesona KJB yang rindang oleh cemara laut ini, mendorong aku dan suami berniat menanamnya di halaman rumah kami yang baru. Semoga pesona KJB yang ini tetap dipertahankan, dan dikembangkan ke depannya.



09 Oktober 2018

Kolam Renang Putri Duyung Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini Rembang

Tempat nyantai dan renang yang murah dan dekat di Rembang


Salah satu tempat family time keluarga kecilku,ya di sini.   Bisa rekreasi sambil olah raga. Penginnya sih anakku bisa renang sedari kecil. Walaupun belum bisa berenang, minimal tidak takut nyemplung. Jagoan kecilku malah sudah berani loncat ke kolam dalam. Padahal kedalaman kolam sama dengan tingginya. 

Kolam renang disini cocoknya buat yang mau main air dan latihan berenang. Untuk standar perlombaan paling cuma buat anak-anak. Memang kurang luas sih. Kalo pengin yang leluasa, bisa nyoba ke kolam renang di wana wisatanya milik Perhutani di Mantingan. Lokasinya di Rembang bagian selatan, arah ke Blora. 

Kenapa aku fokus ke kolam renang saja?  Karena menurutku yang paling menarik di TRP saat ini cuma kolam renang. Wahana yang lain belum mencuri hati. 

Perkembangan fasilitas kolam renang makin lama makin bagus. Toilet, tempat bilas, kursi tunggu, kantin, persewaan ban, dan tenaga pelatih renang. Pengelola juga menyediakan sarana transportasi bagi pengunjung yang akan datang secara rombongan. Biasanya pihak sekolah yang ada pelajaran berenang menyewa kendaran. Tarifnya sesuai jarak rombongan. 




 
 


Tiket masuk cukup murah. Hanya 5000 rupiah bagi anak dibawah 12 tahun. Selain itu cukup membayar 10000 rupiah saja. Yang ingin jajan di kantin juga nggak perlu merogoh kocek dalam - dalam. Harga makanan dan minumannya standar saja. Snack, minuman ringan,  gorengan,  mie rebus,  mie goreng,  roti, bisa jadi pengganjal perut bagi yang renang atau penunggunya. 

Anak-anak yang masih kecil bisa bermain di kolam dangkal. Ada prosotan dan ember tumpah sebagai hiburan.  Air mancur di pinggir kolam bisa menambah kesegaran air kolam. 






Walaupun posisinya di pinggir pantai,  gak usah kuatir kepanasan. Di sekeliling kolam renang banyak pohon perindang. Bangku-bangku juga diatapi payung besar. Di dekat pintu masuk juga ada kolam ikan dan air mancur. Anak-anak bisa melihat ikan dan kura-kura yang ada didalamnya. 


Yang ingin les renang atau mendaftarkan anaknya les juga lebih mendapatkan informasi. Di depan loket terpampang foto, nama, serta kontak para pelatih yang kerja sama dengan pengelola. Setahuku, latihan sore biasanya sekitar jam setengah tiga. Kalo pagi mulai jam  sepuluh. Tinggal kesepakatan sama pelatihnya.  Sebelum mendaftarkan anak, ada baiknya survey dulu gaya masing-masing pelatih. Enaknya dipilih yang sesuai karakter anak. 



Kedalaman di kolam dibuat jadi beberapa level. Sebaiknya tetap berhati-hati saat berdiri di lantai kolam.  Pada kolam yang besar, ada tiga tingkatan kedalaman, yaitu 1,2 m,  1,5 m dan 2 m. 

Sarana rekreasi keluarga dan olahraga yang cukup terjangkau di Kabupaten Rembang. Sebagai konsumen dan warga Rembang, sangat senang dengan adanya kolam renang ini. Lokasinya dekat rumah, dan transportasinya juga mudah karena berada di jalur Pantura. Parkirnya juga enak, luas, murah,  dan gak jauh. 




Untuk kedepannya, aku pribadi penginnya kolam renangnya bisa diperluas. Biar tetep bisa berenang walau pengunjung lagi rame. Gak asik lah kalo di kolam cuma berendam saja. Kalo diperhatikan,  pengunjung kolam renang makin banyak dari tahun ke tahun.  Adanya kolam renang juga menggairahkan berkembangnya cabang olahraga renang di Rembang. 

Gak ada salahnya mencoba tempat ini untuk mengajak  keluarga liburan. Rekreasi sambil berolahraga.  Menjaga kesehatan fisik serta pikiran.  Keep healty guys!!!

Terima kasih dah berkunjung. 








29 September 2018

Kenalan, yuk!!!

Assalamualaikum...
Sebenernya sudah lama banget pengin buat blog. Buat ngasah kemampuan nulis n nyalurin uneg-uneg di hati, sekaligus nyampein aspirasi. Moga-moga bisa konsisten. Amin...
Seperti yang terlihat di foto profil, kita ini dah emak-emak dengan buntut. Si ganteng yang selalu ngangeni.
Penginnya blog ini berisi tentang hal-hal yang menarik perhatian saya, bukan hanya satu minat tertentu.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya. Terima kasih dah mampir. Salam.

Ketapang, Si Payung Hidup

Tajuk besar Ketapang ibarat payung yang bisa terus tumbuh Tanaman dengan nama latin Terminalia catappa ini menjadi salah satu favorit untu...