Memindahkan Pesona Karang Jahe Beach (KJB) Rembang di halaman rumah
Kesejukan yang dirasakan ketika jalan-jalan di KJB, memberi kesan mendalam pada aku dan suami. Hamparan cemara laut dari timur hingga barat menjadi pesona tersendiri. Setelah lelah bermain air, kita bisa melepas lelah di bawah pohon. Rimbunnya pepohonan bisa mengurangi teriknya sinar matahari.
Keinginan untuk menanam cemara ini terinspirasi dari cemara laut di KJB. Alhamdulillah, di toko tanaman hias sudah ada bibit tanamannya. Aku beli bibit yang tingginya sekitar 80 cm dan batangnya hanya setebal jari kelingkingku. Waktu itu beli bibitnya sebanyak 6 buah, sebagai antisipasi kalau ada yang mati.
Cemara ini termasuk tanaman yang 'bandel'. Dia mampu bertahan hidup walaupun jarang disirami. Ketika berumur 2 tahunan, tingginya melebihi atap rumah. Kemungkinan tingginya bisa lebih dari 5 meter, karena tinggi tembok rumah sendiri sudah mencapai 4 meter. Sebenarnya semua bibit cemara yang ditanam hidup semua, namun terpaksa salah satunya ditebang. Hal ini dilakukan agar tanaman yang lain juga bisa berkembang dan mengurangi dahan yang dekat kabel listrik.
Tanaman di halamanku ini bisa diibaratkan seperti oase di padang pasir. Di sekeliling rumah masih banyak tanah kosong. Halaman yang dimiliki tetangga juga tidak sehijau rumahku (...sombongnye...kwak3). Rata-rata tanahnya hanya disisakan sedikit untuk halaman, atau malah ditutup semen semua. Lingkungan sekitarku dikelilingi komplek perumahan dan tanah kaplingan. Sebagian lahan ada yang masih merupakan sawah, walaupun tidak digarap sepanjang tahun. Ketersediaan air merupakan masalah yang sangat penting bagi kelangsungan kegiatan pertanian maupun rumah tangga.
Tanah di lingkungan rumahku termasuk kategori tanah liat. Ketika hujan menjadi lengket dan licin, ketika kemarau menjadi kering dan keras. Penguapan kandungan air yang tinggi menyebabkan tanah seperti merekah, dan memunculkan rongga-rongga pada permukaan tanah.
Kalau mencermati pengalaman, cemara laut ini bisa ditanam di dataran rendah. Dia bisa hidup di tanah berpasir seperti di pinggir pantai, juga bisa hidup di tanah berlempung.
Cemara laut memiliki nama latin
Casuarina equisetifora , dengan genus casuarina (hasil browsing di 'mbah google'). Sempat bingung dengan nama latin cemara udang, karena mirip sekali. Hanya saja nama latin cemara udang ada tambahan satu kata di belakang equisetifora.
Sampai dengan saat ini, umur cemara lautku sudah hampir 3,5 tahun. Pohonnya sudah pernah berbuah, dan sekarang berbuah lagi. Buah yang begitu lebat menimbulkan inspirasi untuk memperbanyak tanaman dengan biji. Sayangnya koq belum berhasil.
Aku pernah dapat pertanyaan tentang alasan mengapa koq malah menanam cemara, bukan tanaman buah yang umum di lingkungan kami. Jawabanku adalah memang sengaja menanam pohon yang jarang dimiliki orang lain. Kalau bisa malah tanaman langka. Sementara ini aku punya tanaman sawo kecik. Buahnya memiliki rasa mirip sawo manila, tapi lebih tipis. Buahnya kecil, tapi bijinya besar berwarna coklat muda. Untuk di Rembang sendiri, sudah agak banyak yang menanam. Walaupun untuk buahnya sendiri jarang di jual di pasar.
Bagi yang masih memiliki lahan di halaman rumahnya, jangan ragu untuk menanam cemara laut. Dijamin suasana rumah jadi berbeda. Udara sekitar jadi lebih sejuk, tampilannya juga cakep, pemeliharaannya juga mudah, dan ada bonus yaitu burung-burung kecil yang bertengger di pohon. Setiap hari terdengar kicauan burung, tanpa harus memeliharanya di sangkar.
Ayo, mari kita hijaukan bumi dimulai dari halaman rumah!!!
- "Save the earth for better life" -